Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

WASPADA DALAM PERSAHABATAN

Daftar isi [Tampil]

Syahdan ada empat ekor binatang yang bersahabat di dalam hutan, yakni singa, serigala, ajag dan seekor gagak. Singa yang dianggap sebagai raja dan memang terkuat, selalu aktif mencari makanan, sedangkan tiga temannya cenderung pasif, kalau tidak bisa dikatakan sebagai malas. Mereka hanya mengandalkan pembagian atau makanan yang diberikan/disisakan oleh sang singa. Untungnya sang singa cukup bijaksana dan dermawan kepada sahabat-sahabatnya.

Suatu ketika ada onta yang terlepas dari suatu kafilah dan tersesat masuk hutan, dan ia bertemu dengan sang singa. Sang singa berkata, “Darimana kamu datang, dan apa yang kamu inginkan??”

Sang unta menceritakan keadaan yang menimpanya dan berkata, “Saat ini saya ingin menemani engkau, wahai sang raja!!”

Sang singa berkata, “Jika engkau memang ingin berteman dengan aku, maka engkau akan tetap bersamaku dalam keadaan aman dan berkecukupan. Sesungguhnya engkau berada dalam perlindunganku!!”

Kemudian sang singa mengumumkan ke seluruh penduduk hutan tentang jaminan perlindungan yang diberikannya kepada sang unta, sehingga ia hidup tentram di sana, bahkan ia menjadi anggota baru dalam persahabatan mereka. Hanya saja sang unta tidak tergantung kepada sang singa dalam hal makanan seperti tiga temannya yang lain, karena ia hanya makan rumput-rumputan saja.

Suatu ketika sang singa terlibat pertarungan dengan seekor gajah, dan ia terluka parah karena terkena gadingnya. Ia mundur dari pertarungan tersebut dan jatuh tersungkur ketika tiba di sarangnya. Sang singa dalam keadaan sakit selama berhari-hari dan tidak bisa mencari makan. Mungkin bagi sang singa sendiri tidak terlalu masalah karena pada dasarnya ia memang punya cadangan makanan (lemak) di dalam tubuhnya, dan bisa bertahan tanpa makan hingga ia pulih kembali. Tetapi bagi tiga orang temannya, serigala, ajag dan gagak tidak demikian, mereka dalam keadaan kelaparan karena tidak ada mangsa yang ditangkap sang singa. Untuk mencari makan sendiri, mereka cenderung kesulitan karena tidak terbiasa sebelumnya. Sedangkan bagi unta tidak ada masalah, karena makanannya tidak tergantung pada sang singa.

Suatu ketika tiga hewan sahabat lamanya itu menjenguk sang singa yang sedang ditemani oleh unta. Segera saja singa berkata, “Kalian tentulah kelaparan dan menjadi lemah, karena aku belum bisa menangkap mangsa untuk kalian!!”

Salah satu dari mereka berkata, “Kami tidak meresahkan diri kami sendiri, tetapi keadaan engkau sebagai raja kami yang kami khawatirkan. Apalagi kami tidak bisa berbuat sesuatu untuk meringankan penderitaan engkau!!”

Sang singa berkata, “Aku tidak menyangsikan kesetiaan dan persaudaraan kalian. Tetapi jika memungkinkan, keluarlah dan carilah makanan untuk kalian dan juga untukku!!”

Mereka bertiga keluar dan mendiskusikan permintaan sang singa. Sang serigala berkata, “Apa perduli kita dengan pemakan rumput itu (yakni unta)!! Marilah kita mendorong (menyarankan) raja kita untuk memangsanya, dan juga untuk makanan kita!!”

“Itu tidak mungkin!!” Kata sang ajag, “Kita tidak mungkin menyarankannya karena raja telah memberikan jaminan perlindungan kepadanya!!”

Sang gagak berkata, “Serahkan urusan itu kepadaku!!”

Ketika unta sedang tidak bersama singa, sang gagak segera menemui singa dan mengajukan usul sang serigala. Singa langsung marah dengan usulan tersebut, ia berkata, “Tidak pernah kubayangkan engkau akan mengajukan usulan seperti itu, dimanakah rasa setia kawanmu? Tidakkah engkau tahu, tidak ada perbuatan yang lebih mulia daripada melindungi orang (atau binatang) yang sedang dalam kesusahan, dan mengelakkan pertumpahan darahnya!!”

Sang gagak kembali kepada dua temannya dalam keadaan lunglai. Mereka bertiga tepekur merenungi nasibnya. Tetapi tiba-tiba sang gagak berteriak, “Aku punya ide!!”

Kemudian ia membisikkan rencana atau muslihat jahat kepada kedua temannya, dan mereka menyetujuinya. Keesokan harinya mereka menemui sang singa yang sedang ditemani unta. Sang gagak berkata, “Wahai tuanku raja, saya menyadari bahwa engkau membutuhkan sesuatu untuk mengembalikan kesehatanmu. Selama ini engkau telah bermurah hati kepadaku, karena itu aku ingin berkorban, menyerahkan diriku untuk menjadi makananmu!!”

Sang unta memandang gagak dengan mata berbinar, ia begitu kagum dengan ‘kemuliaan’ jiwa gagak yang mau berkurban demi kesehatan rajanya. Tetapi tiba-tiba sang ajag berkata, “Cukup, tidak mungkin engkau bisa memuaskan sang raja dengan tubuhmu yang begitu kecil. Tetapi tubuhku akan cukup untuk menjadi makanannya, biarlah aku saja yang berkurban untuk sang raja!!”

Sang unta mengalihkan pandangannya kepada ajag dengan penuh kekaguman, seperti ketika ia memandang gagak sebelumnya. Tetapi kemudian didengarnya sang serigala berkata, “Tidak mungkin itu dilakukan, semua orang (atau, binatang) tahu bahwa perutmu kotor, penuh dengan barang busuk dan angin. Lagipula dagingmu sangat busuk. Biarlah aku saja yang berkurban, dagingku ini pantas untuk makanan sang raja!!”

Kali ini sang unta memandang kepada serigala dengan pandangan yang sama dengan sebelumnya, penuh kekaguman. Ia tidak menyangka bahwa sebenarnya ia sedang dijebak untuk memasuki jalan kematiannya. Belum sempat ia berkata apa-apa, didengarnya sang gagak berkata, “Setiap orang (atau binatang) tahu, barang siapa yang ingin bunuh diri, hendaknya ia makan daging serigala. Niscaya dia akan terkena penyakit diphteria, dan akan segera mati!!”

Sang unta yang telah terkagum-kagum dengan ‘jiwa mulia’ para sahabatnya itu, yang mau mengurbankan diri demi sang raja, tanpa pikir panjang lagi berkata, “Inilah daging saya, sedap dan mudah dicerna, akan sangat memuaskan bagi sang raja!!”

Sang gagak, ajag dan serigala segera saja berkata, “Engkau benar!! Sungguh suatu persembahan yang perwira, dan kami setuju!!”

Segera saja ketiganya menerkam dan mencabik-cabik tubuh sang unta. Darah mengucur deras, sang unta roboh meregang nyawa dan mati seketika. Sang singa yang dalam keadaan sangat lemah, tidak mampu mencegah terjadinya peristiwa itu. Ia hanya bisa memandang sedih dan tidak percaya dengan peristiwa yang terjadi begitu cepatnya. Tampaknya ia harus lebih waspada dalam memilih teman dan sahabatnya di kemudian hari.

Posting Komentar untuk "WASPADA DALAM PERSAHABATAN"

Ingin Mendukung Kami Bisa melalui Halaman Donasi