Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fiqih Tentang Suami Yang Terlalu Banyak Menuntut

Daftar isi [Tampil]

Suami Yang Terlalu Banyak Menuntut

Kebanyakan wanita yang telah berkawin secara tidak langsung akan terlibat dengan sikap suami yang inginkan isterinya bersikap seperti keinginannya. Dengan kata lain, isteri perlu menurut segala kata-kata dan kehendak suami.

‪ Suami yang memiliki kecenderungan menuntut kadangkala membolehkan isterinya untuk melakukan hobi atau kesenangannya, namun tetap dengan bersyarat, misalnya jangan terlalu lama, harus pulang tepat pada waktunya dan sebagainya. Kelakuan seperti ini merupakan gambaran dari seorang suami yang sebenarnya tidak rela jika isteri melakukan perkara kesukaannya.

‪ Selain tidak senang dengan kebebasan isterinya, baik bersosial dengan teman, suami yang terlalu banyak menuntut memiliki kemungkinan bahwa dia belum sepenuhnya percaya kepada isteri.

‪ Seorang suami yang banyak menuntut adalah kerana pengaruh male chauvinisme, yaitu suatu keinginan dari seorang lelaki untuk kelihatan lebih baik daripada seorang perempuan. Setiap lelaki pada umumnya memiliki sikap ini, namun kadarnya adalah berbeda-beda pada setiap lelaki.

‪ Sikap terlalu banyak menuntut juga boleh disebabkan oleh gaya asuhan sejak dari kecil, contohnya sejak dari kecil dia terbiasa untuk bertanggungjawab terhadap adik-adiknya.

‪ Suami yang terlalu menuntut bukanlah berarti seorang suami yang sempurna karena seorang lelaki perfectionis menginginkan semuanya sempurna baik untuk diri sendiri maupun dari pasanganya. Mereka lebih tergolong dalam mereka yang bersikap egois. Mereka selalu ingin dihargai daripada isterinya, membuatkan mereka lebih memikirkan diri sendiri daripada orang lain.

‪ Kebanyakkan isteri yang memiliki suami jenis ini lebih bersikap mengalah dengan harapan agar rumah tangga akan kekal. Padahal, jika tuntutan suami terus berterusan dan semakin melampaui batas, dan isteri hanya boleh mengalah maka pernikahan anda boleh terancam dan kemungkinan terkandas ditengah jalan. Oleh itu, anda harus memperbetulkan tuntutan dari suami.

‪ Jika tuntutan terlalu berat, nyatakan dari awal, jangan sampai tuntutan tersebut tetap dilaksanakan sementara anda menggerutu dibelakangnya. Jika tuntutan suami tidak masuk akal dan anda tetap melakukan tuntutan tersebut kerana percaya bahwa seorang isteri harus menuruti perintah suami agar menjadi isteri yang baik dan ibu yang mulia, maka kebaikan dan kemuliaan itu menjadi tidak berarti jika anda merasa letih dan tertekan.

Posting Komentar untuk "Fiqih Tentang Suami Yang Terlalu Banyak Menuntut"

Ingin Mendukung Kami Bisa melalui Halaman Donasi